DARITIMUR.ID – Jamal Rahman Iroth, sang penyair asal Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara tampil dalam acara bertajuk Festival Sungai Bumi Kilu pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Jamal akan menampilkan pentas puisi musikal bersama dengan musisi muda berbakat, Harlie Mamonto dengan judul puisi “Pertobatan Ekologis”, karya Jane Anastasya Lumi.
Penasaran dengan isi puisi yang dibawakan penyair berkelas asal Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara ini? Berikut puisi berjudul “Pertobatan Ekologis”.
Ini bukan tentang
seberapa indah bunga bunga ditata
di seputaran altar pemujaan Tuhan
sementara hutan hutan ciptaanNya
terus ditelanjangi orang orang
dengan rakus dan liarnya
menebangi pohon pohon
membiarkan burung burung tak berumah
padang padang bunga jadi gersang
kebakaran hutan di mana mana
ibu bumi meronta,
pemanasan global menggila
orang orang dengan mudahnya
melempar sampah di mana mana
pembungkus permen
plastik belanja
botol minuman
pembungkus snack
dihasilkan pabrik pabrik yang meraup laba
atas pesta pesta plastik manusia
tak puas dengan plastik
manusia menggelar pesta lain
mencemari udara dengan aneka racun
hingga bernafas seperti sesuatu yang mahal
udara bersih menjadi mahal
ini bukan tentang
seberapa banyak derma diantar
dalam setiap ritual sembayang
setelah itu manusia kembali
meracuni laut dan ikan ikan
dengan bangganya menyajikan
hidangan kaum borjouis
dari rusaknya ekosistem dan biota laut
dari nyanyian pilu ikan ikan
atas kematian terumbu karang
sungguh
ini bukan tentang
seberapa tinggi kubah gereja dibangun
ketika hati manusia
tak pernah menggapai tahta Tuhan
ketika batu batu di sungai
tak pernah cukup bagi kerakusan
terus menerus meminta, menuntut
mengeksplorasi tanpa ampun
ini bukan tentang kata kata
atau slogan slogan manis
memuaskan dahaga estetis semu
sementara itu hewan hewan langka
terus diburu dan dibunuh
kemudian, di atas semuanya itu
yang disebut kemajuan dan pembangunan
aku melihat Tuhan menangis
bukan di via dolorosa, bukan di golgota
tapi di kemeriahan hiruk pikuk pesta
yang gagal memberi makna
pada pertobatan ekologis
pertobatan demi
kelangsungan semesta
adakah kita bertekad
membangun kembali rumahNya
di atas apa saja tersisa dari bumi
mencoba menjumpaiNya
di selembar hijau daun pagi?
Karya: Jane Anastasya Lumi