GLOBAL, DARITIMUR – Paus Fransiskus mengingatkan para pemimpin Papua Nugini pada Sabtu (7/9) bahwa kekayaan sumber daya alam harus memberi manfaat bagi “seluruh komunitas.”
Seruan tersebut menyinggung isu politik di Papua Nugini, di mana banyak pihak yang merasa kekayaan negara tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal kepada rakyat atau bahkan dicuri.
Papua Nugini kaya akan emas, tembaga, nikel, gas alam, dan kayu, sehingga banyak perusahaan besar dari seluruh dunia tertarik untuk berinvestasi di sana.
Namun, sekitar satu dari empat orang hidup di negara itu berada di bawah garis kemiskinan, dan hanya lebih dari 10 persen rumah yang memiliki listrik.
“Sumber daya ini ditakdirkan oleh Tuhan untuk seluruh komunitas,” kata Paus kepada sekelompok politisi, diplomat, dan pemimpin bisnis pada hari pertama kunjungan penuhnya ke negara di Pasifik Selatan tersebut.
Paus yang berusia 87 tahun tersebut melakukan kunjungan maraton selama 12 hari ke Asia-Pasifik. Ia bertekad untuk menekankan dialog antaragama dan mengunjungi negara-negara yang dianggap berada di pinggiran urusan dunia.
Paus Fransiskus menyapa masyarakat Pribumi saat bertemu pihak berwenang, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di APEC Haus, Port Moresby, Papua Nugini, 7 September 2024. (Foto: REUTERS/Guglielmo Mangiapane)
Pernyataan Paus tersebut akan menambah tekanan pada pemerintah Papua Nugini dan bahkan berpotensi mendorong jutaan umat Katolik di negara tersebut menuntut reformasi ekonomi.
Paus menekankan bahwa meskipun “para pakar dari luar dan perusahaan internasional raksasa harus terlibat dalam pemanfaatan sumber daya ini,” mereka tidak boleh menjadi satu-satunya pihak yang meraih manfaat.
“Sudah sepantasnya kebutuhan masyarakat setempat dipertimbangkan dengan serius saat mendistribusikan hasil dan mempekerjakan pekerja, untuk meningkatkan kondisi hidup mereka,” katanya.
Pesan Paus itu adalah pesan yang pasti akan bergema di hati umat Katolik di seluruh Afrika, Amerika Latin, dan seluruh dunia.
Tetap Miskin
Selama beberapa dekade,