Papua, DARITIMUR – Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) ke XIV tingkat Provinsi Papua Selatan tahun 2024 resmi dimulai di Kabupaten Merauke, pada 24 hingga 27 September 2024.
Acara yang berlangsung selama empat hari ini menjadi ajang bagi jemaat Kristen Protestan untuk memperkuat iman melalui musik gerejawi.
Acara pembukaan Pesparawi XIV dilaksanakan di Taman Mandala, Kota Merauke, dan dimulai dengan parade peserta dari Gedung Negara, kantor sementara Gubernur Papua Selatan, menuju lokasi acara.
Parade tersebut diikuti oleh jemaat dan peserta dari empat kabupaten di Papua Selatan, yaitu Merauke, Mappi, Boven Digoel, dan Asmat.
Sesampainya di Taman Mandala, seluruh peserta mengikuti doa pembukaan dan ibadah yang dipimpin oleh Pendeta Elon Wairara. Suasana khidmat menyelimuti acara pembukaan, di mana para peserta dan jemaat bersatu memuji Tuhan melalui doa dan ibadah yang menjadi awal dari festival ini.
Soleman Jambormias, Ketua Umum Lembaga Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejawi (LPPD) Papua Selatan, menyampaikan bahwa Pesparawi XIV ini merupakan momen bersejarah bagi wilayah tersebut.
“Ini adalah kali pertama Papua Selatan mengadakan Pesparawi sendiri, setelah terbentuknya LPPD Papua Selatan pada bulan Agustus 2024,” ujar Soleman.
Lebih lanjut, Soleman menjelaskan bahwa semula Papua Selatan direncanakan mengikuti Pesparawi bersama Provinsi Papua. Namun, karena acara tersebut diundur hingga Desember, empat kabupaten di Papua Selatan meminta agar diadakan Pesparawi tersendiri.
Dengan demikian, Pesparawi XIV ini tidak hanya menjadi ajang pengembangan bakat dalam musik gerejawi, tetapi juga sebagai sarana memperkuat identitas dan kebersamaan di antara masyarakat Papua Selatan.
Dalam Pesparawi XIV ini, 14 kategori lomba paduan suara dipertandingkan. Tujuan dari kompetisi ini tidak hanya untuk menampilkan kemampuan bernyanyi, tetapi juga untuk membina iman dan memperkuat hubungan dengan Tuhan.
Soleman Jambormias menekankan pentingnya peran musik dalam ibadah dan kehidupan spiritual umat Kristen.
“Melalui karya dan nyanyian, umat Kristen dapat memperdalam iman dan menyampaikan pujian kepada Tuhan. Ini adalah kesempatan bagi setiap peserta untuk mengekspresikan talenta yang telah diberikan oleh Tuhan dan menggunakannya untuk memuliakan-Nya,” ujar Soleman.
Penyelenggaraan Pesparawi XIV ini didukung sepenuhnya oleh Pemerintah Provinsi Papua Selatan, yang mengucurkan dana sebesar Rp 4 miliar.
Dana ini digunakan untuk memastikan kelancaran acara dan memenuhi berbagai kebutuhan logistik selama festival berlangsung. Selain itu, panitia juga telah mempersiapkan sumber dana tambahan untuk mendukung suksesnya acara ini.
Pesparawi XIV diikuti oleh lebih dari 500 peserta dari empat kabupaten, yaitu Kabupaten Merauke sebagai tuan rumah, serta Kabupaten Mappi, Boven Digoel, dan Kabupaten Asmat.
Setiap kabupaten mengirimkan perwakilan paduan suara terbaik mereka untuk berpartisipasi dalam berbagai kategori lomba yang diselenggarakan.
Soleman Jambormias mengungkapkan bahwa penyelenggaraan Pesparawi XIV ini menjadi persiapan penting bagi Papua Selatan untuk turut serta dalam Pesparawi tingkat nasional pada tahun 2025.
Ia berharap, dengan adanya festival ini, bakat-bakat paduan suara dari Papua Selatan dapat bersaing di tingkat nasional dan membawa nama baik daerah mereka.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Papua Selatan juga memiliki talenta yang luar biasa dalam musik gerejawi. Pesparawi ini menjadi langkah awal untuk membawa Papua Selatan ke tingkat yang lebih tinggi, baik dalam hal musik maupun pengembangan iman umat Kristen,” kata Soleman.
Pesparawi XIV di Papua Selatan tidak hanya menjadi ajang kompetisi paduan suara, tetapi juga sebuah perayaan iman yang mempertemukan jemaat dari berbagai kabupaten.
Melalui harmoni suara dan nyanyian, setiap peserta dapat mengekspresikan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan, serta mempererat persaudaraan antarumat Kristen di Papua Selatan.
Dengan dukungan pemerintah dan semangat para peserta, Pesparawi XIV di Merauke diharapkan menjadi acara yang sukses dan membangkitkan semangat iman di tengah-tengah masyarakat.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata bahwa musik dapat menjadi sarana yang kuat untuk mempersatukan dan memperkuat iman umat Kristen.
***