Global, DARITIMUR – Dibayangi meluasnya perang Israel-Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina, yang ikut berdampak ke seluruh kawasan, para pemimpin negara-negara Asia Tenggara sejak hari Rabu memulai KTT ASEAN di Vientiane, ibu kota Laos. Fokus utama masih pada upaya untuk membuat Myanmar mematuhi rencana perdamaian yang disebut “konsensus lima poin” guna menyelesaikan perang saudara dan krisis yang telah menewaskan lebih dari lima ribu orang sejak kudeta militer 1 Februari 2021; juga soal mengerasnya sikap China di Laut China Selatan yang kerap memicu konfrontasi baru dengan setidaknya dua negara anggota ASEAN – yaitu Filipina dan Vietnam.
PM Laos Ingatkan Urgensi Jaga Netralitas ASEAN
Berbicara saat pembukaan KTT, Perdana Menteri Laos, Sonexay Siphandone, yang sekaligus menjabat sebagai keketuaan ASEAN tahun 2024 ini mengatakan, “Geopolitik dan geoekonomi saat ini sangat kompleks dan masih terus berubah. Di tengah situasi tersebut, ASEAN tetap menjunjung netralitasnya dan berkoordinasi erat untuk menangani situasi tersebut dengan cepat dan efisien.”
Seruan yang disampaikan Sonexay untuk menjaga netralitas ASEAN tampaknya juga merujuk pada berbagai isu panas lain yang menyelimuti badan kerjasama sepuluh negara Asia Tenggara itu, terutama saat mereka melangsungkan pertemuan dengan mitra-mitranya, seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Jepang Usulkan Pembentukan “NATO Asia”
Jepang misalnya mengusulkan untuk membentuk aliansi keamanan kolektif yang disebutnya sebagai “NATO Asia.” Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, yang baru terpilih akhir September lalu, menyampaikan gagasan itu sebagai sebuah kemungkinan pada masa depan. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya kepada pers pada 2 Oktober lalu.
“Tentu saja ini gagasan untuk pada masa depan. Tetapi kami kira gagasan ini seharusnya dipertimbangkan untuk jangka menengah dan jangka panjang,” kata Iwaya.
Meskipun demikian ia menyerahkan sepenuhnya kepada mitra-mitranya di ASEAN untuk membahas lebih jauh hal itu, sebagaimana seruannya kepada Amerika untuk membentuk aliansi keamanan yang lebih setara,