Pembebasan para sandera adalah persyaratan dalam usulan gencatan senjata ‘jembatan’ yang diusulkan oleh Amerika.
Utusan khusus Amerika Serikat untuk Timur Tengah Steve Witkoff mengatakan pernyataan Hamas pada Jumat (14/3) yang mengumumkan bahwa mereka telah setuju untuk membebaskan seorang tentara Amerika-Israel, pada kenyataannya, merupakan syarat dari proposal gencatan senjata “jembatan” yang ditawarkan oleh pejabat AS awal minggu ini.
Jumat dini hari, kelompok teroris yang ditetapkan AS itu, mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa pihaknya telah setuju untuk membebaskan Edan Alexander, yang diyakini sebagai sandera Amerika terakhir yang masih hidup yang ditahan di Gaza, serta jenazah empat sandera lainnya setelah menerima proposal dari para mediator untuk melanjutkan negosiasi pada tahap kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa proposal tersebut telah ditawarkan oleh para mediator yang tidak disebutkan namanya sebagai bagian dari pekerjaan di Qatar untuk memulai kembali negosiasi gencatan senjata. Amerika Serikat, Mesir, dan tuan rumah Qatar telah menjadi penengah dalam perundingan gencatan senjata.
Hamas menyatakan “kesiapannya sepenuhnya untuk memulai negosiasi dan mencapai kesepakatan komprehensif tentang isu-isu pada tahap kedua.”
Kemudian pada Jumat, dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan bersama Dewan Keamanan Nasional, kantor Witkoff menjelaskan bahwa ia dan Direktur Senior Timur Tengah Dewan Keamanan Nasional Eric Trager telah menyampaikan usulan jembatan untuk memperpanjang gencatan senjata saat ini setelah Ramadan dan Paskah. Langkah itu untuk memberikan waktu untuk merundingkan kerangka kerja untuk gencatan senjata permanen.
Dalam pernyataan tersebut, Witkoff mengatakan bahwa berdasarkan usulan tersebut, Hamas akan membebaskan tambahan sandera yang masih hidup tsebagai ganti tahanan, dan bahwa perpanjangan gencatan senjata tahap pertama akan memberikan lebih banyak waktu bagi bantuan kemanusiaan untuk kembali ke Gaza.
Dia mengatakan AS meminta mitra mediasi Qatar dan Mesir untuk menyampaikan kepada Hamas “dengan tegas” bahwa usulan baru tersebut harus segera dilaksanakan dan Edan Alexander harus segera dibebaskan.