HTS, yang dulunya merupakan afiliasi al-Qaeda, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sejak 2018, dan dikenai sanksi. Namun sanksi tersebut tidak secara hukum menghalangi pejabat Amerika untuk berkomunikasi dengan kelompok itu.
AQABA, Yordania —
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Sabtu (14/12) bahwa para pejabat Amerika telah menjalin kontak langsung dengan kelompok pemberontak yang dianggap teroris dan memimpin penggulingan Presiden Suriah Bashar Assad.
Berbicara pada konferensi pers di Yordania, Blinken adalah pejabat Amerika pertama yang secara terbuka mengonfirmasi kontak antara pemerintahan Biden dan Hayat Tahrir al-Sham, atau HTS, yang memimpin koalisi kelompok oposisi bersenjata yang menggulingkan Assad dari kekuasaan. Assad kemudian mencari suaka di Rusia akhir pekan lalu.
Bersama dengan rekan-rekannya dari delapan negara Arab dan Turki serta pejabat senior dari Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Blinken menandatangani serangkaian prinsip yang dimaksudkan untuk memandu transisi Suriah menuju negara yang damai, non-sektarian, dan inklusif.
Blinken enggan membahas perincian kontak tersebut, tetapi mengatakan penting bagi Amerika untuk menyampaikan pesan kepada kelompok tersebut tentang cara mereka mengatur pemerintahan dan bagaimana mereka berencana untuk memerintah dalam masa transisi.
“Ya, kami sudah melakukan kontak dengan HTS dan pihak lain,” kata Blinken di kota pelabuhan Aqaba. Ia menambahkan bahwa “pesan kami kepada rakyat Suriah adalah: Kami ingin mereka berhasil dan kami siap membantu mereka mencapai kesuksesan.”
Blinken juga menekankan bahwa “keberhasilan yang kita capai dalam mengakhiri kekhalifahan teritorial” kelompok ISIS masih merupakan “misi penting.”
Mengutip Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didukung Amerika, para kombatan Kurdi yang dalam beberapa tahun terakhir mengusir ISIS dari sebagian besar wilayah Suriah, dia mengatakan bahwa “saat ini sangat penting bagi mereka untuk melanjutkan peran mereka karena ini adalah saat ketidakstabilan” di Suriah. Menurut Blinken, dalam masa ketidakstabilan itu,