DARITIMUR.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas terutama yang berprofesi sebagai penambang.
Mengingat saat ini kondisi iklim sedang tidak menentu akibat dari cuaca ekstrem yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia termasuk di Kabupaten Bolmong, Sulawesi Utara.
“Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow mengimbau kepada masyarakat yang berprofesi sebagai penambang untuk saat ini menghentikan sementara aktivitas di area tambang, mengingat kondisi cuaca yang masih ekstrem dan berpotensi bencana, ancaman longsor bisa terjadi kapan saja,” ujar Kepala Bidang Tanggap Darurat BPBD Bolmong, Abdul Muin Paputungan, Senin 9 Juli 2024.
Selain itu, BPBD Bolmong juga membuka posko aduan bagi masyarakat Bolmong terkait dengan peristiwa bencana alam di tempat tinggalnya, dan juga bencana tanah longsor yang terjadi di area tambang ilegal di Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Gorontalo.
“Pemkab Bolmong saat ini sudah membuka posko aduan bagi masyarakat Bolmong yang anggota keluarganya terkonfirmasi berada di lokasi tambang Suwawa,” tambah Inglie, sapaan akrabnya.
Sekadar diketahui, bencana alam berupa tanah longsor terjadi di area pertambangan ilegal di Desa Tulabulo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Minggu 7 Juli 2024.
Dikutip dari situs RRI, Kasubsi OPS Kantor Pencarian dan Pertolongan Provinsi Gorontalo, Bagus Ngurah Asrama mengungkapkan, hingga pukul 11.30 WITA, tercatat sudah ada 19 orang yang meninggal dunia. Jumlah ini bertambah delapan orang dari total jumlah korban yang ditemukan hingga Senin malam.
“Sampai hari ini, yang awalnya kami evakuasi ada 11 orang yang meninggal dunia, sekarang sudah ada tujuh jenazah yang dievakuasi menggunakan helikopter dan 1 jenazah lagi dalam tahap evakuasi. Jadi jumlah jenazah saat ini ada 19,” ungkap Bagus.
Bagus menambahkan, data jumlah korban selamat yang tercatat hingga saat ini ada sebanyak 49 orang, sementara yang masih dalam tahap pencarian oleh tim gabungan di lokasi area pertambangan juga ada 49 orang.
“Kami belum bisa memastikan kapan akan berakhir proses pencarian ini. Kami akan mengikuti proses tanggap darurat dari pemerintah daerah,” tandasnya.
***