Sulut, DARITIMUR.com – Calon Gubernur Sulawesi Utara nomor urut 3, Steven Kandouw mengklaim bahwa pala menjadi komoditas yang hanya ada di Sulawesi Utara dan jadi andalan.
Demikian dikatakan Steven Kandouw dalam salah satu sesi debat kandidat pasangan calon (paslon) pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub) Sulut tahun 2024 yang digelar di ruang Convention Hall Hotel Sutanraja Kotamobagu, pada Rabu, 09 Oktober 2024.
“Yang harus kita lakukan adalah peningkatan ekspor. Kita di Sulawesi Utara ini sudah dikategorikan sebagai daerah yang sangat sukses melaksanakan hilirisasi. Terutama produk-produk pertanian dan kelautan kita. Tidak ada jalan lain, harus kita terus genjot supaya hilirisasi kita tidak hanya di dua komoditas itu, tapi juga di komoditas yang lain,” ucap Steven Kandouw kala mengawali menjawab pertanyaan yang dilontarkan paslon nomor urut satu Yulius Selvanus.
“Masih ada komoditas yang jadi andalan Indonesia bahkan hanya ada di Sulawesi Utara yaitu pala. Pala ini di Sulawesi Utara menghasilkan 60 persen produk suplai kebutuhan dunia. Kalau kita mampu menghilirisasi, ini kita kuasai produk turunan pala,” ungkap Steven Kandouw menjelaskan lebih detail tentang komoditas pala di Sulut.
Namun, benarkah klaim Steven Kandouw bahwa pala menjadi komoditas yang hanya ada di Sulawesi Utara dan jadi andalan di Indonesia?
Lantas Bagaimana Faktanya?
Dikutip dari website resmi pemerintah pada kanal satudata.pertanian.go.id, dalam buku berjudul “Outlook Komoditas Perkebunan Pala” yang diterbitkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal – Kementerian Pertanian Tahun 2022 sebagai terbitan terbarunya, menyebutkan, produksi pala Indonesia Tahun 2021 (Angka Tetap) sebesar 40.639 ton yang berasal dari produksi dari Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS).
Disebutkan juga bahwa produksi pala di Indonesia sebagian besar berasal dari Provinsi Sulawesi Utara, Aceh, Maluku Utara, Papua Barat, dan Sumatera Barat.
Selama lima tahun terakhir keenam provinsi tersebut berkontribusi 89,95% terhadap produksi pala Indonesia. Produksi Pala di Indonesia tahun 2023 diperkirakan sebesar 44.597 ton.
“Produksi tersebut diperkirakan mengalami peningkatan selama lima tahun ke depan dengan perkiraan produksi 49.645 ton pada tahun 2026. Rata-rata peningkatan produksi pala selama lima tahun ke depan (2022-2026) diperkirakan sebesar 5,98% per tahun,” menurut keterangannya.
Selama periode 2018-2022, dari keterangan lanjutannya yang dirangkum, sentra produksi pala di Indonesia tersebar di beberapa provinsi antara lain Sulawesi Utara, Aceh, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Sumatera Barat.
Provinsi Sulawesi Utara memberikan kontribusi produksi terbesar untuk pala di Indonesia yaitu sebesar 27,81%, diikuti oleh Aceh (16,31%), Maluku Utara (15,63%), Maluku (13,78%), Papua Barat (12,79%) dan Sumatera Barat (3,63%). Sisanya sebesar 10,05% merupakan kontribusi dari provinsi lainnya.
Kesimpulannya, pernyataan calon gubernur Sulawesi Utara nomor urut 3, Steven Kandouw, tidak sepenuhnya benar.
Meski Sulawesi Utara memberikan kontribusi terbesar untuk pala di Indonesia, namun klaim bahwa pala jadi komoditas yang hanya ada di Sulawesi Utara bisa jadi adalah keliru.
Nyatanya, ada beberapa provinsi lain yang juga berkontribusi terhadap produksi pala di Indonesia.
***