Kotamobagu, DARITIMUR.ID – Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Kotamobagu kembali melakukan giat pengajian rutin, di gedung SMK Muhammadiyah Kotamobagu, Kelurahan Gogagoman, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, pada Minggu (22/12/2024).
Pengajian kali ini, PDNA Kotamobagu sukses menggelar Seminar Parenting Islam bertajuk “Mental Health Istri untuk Keluarga Sejahtera”, mengundang psikolog Mardiah Makapedua, M.Psi, Psikolog, sebagai pembicara, dan dipandu langsung oleh Puri Mokodompit.
Di hadapan puluhan peserta para anggota PDNA Kotamobagu dan simpatisan, pembicara kelahiran Manado, 22 Januari 1989 silam ini mengawali pemaparannya dengan mengungkapkan fakta bahwa 6,1 persen remaja Indonesia dengan usia 15 tahun ke atas mengalami gangguan kesehatan mental.
“Namun hanya 2,6 persen yang mengakses layanan kesehatan mental atau konseling,” ungkap lulusan S2 Magister Profesi Psikologi Universitas Surabaya lulusan tahun 2019 ini.
Wanita berhijab yang kini meniti karir salah satunya sebagai psikolog di Shine Bright Centre Sentra Tumbuh Kembang Anak Kotamobagu ini mengakui bahwa kasus kondisi kesehatan mental keluarga yang paling sering dialami di antaranya, gangguan cemas, depresi mayor, gangguan perilaku, dan gangguan stres pasca trauma.

Selain itu, Psikolog yang juga aktif di Shine a Lite Clinic Klinik Tumbuh Kembang Anak Manado ini menjelaskan juga tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan mental terutama terdiri dari genentik, lingkungan, pengalaman hidup, kondisi fisik, hingga hubungan sosial.
“Kesehatan mental seperti kesehatan fisik. Kesehatan mental itu tidak terlihat, sehingga orang lain tidak bisa melihat secara fisik sehingga mereka menilai biasa saja,” ucapnya.
Tanda kesehatan mental tidak baik seperti depresi, gangguan tidur, perubahan nafsu makan, kecemasan, isolasi sosial, stres berlebihan.
“Risiko kesehatan mental yang tidak baik yakni keterisolasi sosial dan kurangnya interaksi, stres dan kecemasan tinggi, kualitas pernikahan yang buruk, kondisi kesehatan fisik yang buruk, kurangnya dukungan sosial dan ekonomi. Seperti salah satunya, terlalu berlebihan dalam merespon sesuatu karena tingkat stres dan kecemasan yang terlalu tinggi,” jelas anggota aktif Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI) tersebut.
Sementara itu, Ketua PDNA Kotamobagu, Susniawati Manggopa usai seminar tersebut menuturkan, alasan digelarnya seminar yang fokus pada parenting Islam adalah untuk meningkatkan kesadaran orang tua dalam mengasuh anak serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam hal pengasuhan.
“Output kegiatan seminar parenting adalah Kader Nasyiatul Aisyiyah dan peserta seminar memahami betul pola asuh anak yang baik Kader NA dan peserta mampu mengelola emosi diri sendiri dan emosi anak,” ucap Manggopa menuturkan.

***