Dodds menyatakan bahwa meskipun ia setuju perlunya peningkatan anggaran pertahanan akibat runtuhnya “tatanan global pascaperang”, ia berharap adanya diskusi bersama untuk mencari sumber pendanaan.
Menteri Pembangunan Internasional Inggris, Anneliese Dodds, mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat (28/2) setelah Perdana Menteri Keir Starmer memutuskan untuk mengalihkan anggaran bantuan luar negeri untuk belanja pertahanan.
“Pada akhirnya pemotongan ini akan menghilangkan makanan dan perawatan kesehatan dari orang-orang yang putus asa,” kata Dodds dalam sebuah surat kepada Starmer yang diunggah di X.
Pada Selasa, Starmer berkomitmen menaikkan anggaran pertahanan Inggris menjadi 2,5 persen dari PDB pada 2027. Namun, ia menginstruksikan pemangkasan anggaran pembangunan luar negeri dari 0,5 persen menjadi 0,3 persen dari pendapatan nasional bruto sebagai sumber pendanaannya.
Dodds menyatakan bahwa meskipun ia setuju perlunya peningkatan anggaran pertahanan akibat runtuhnya “tatanan global pascaperang”, ia berharap adanya diskusi bersama untuk mencari sumber pendanaan.
Anggota Parlemen Eropa Anneliese Dodds dari Inggris menggendong bayinya saat mengikuti sesi pemungutan suara di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, 14 April 2016. (Foto: Reuters)
“Sebaliknya, keputusan taktis diambil agar ODA (Bantuan Pembangunan Resmi-red) menyerap seluruh beban,” katanya, mengacu pada bantuan pembangunan luar negeri.
Starmer mengakui dalam balasan suratnya bahwa pemotongan dana bantuan adalah “keputusan yang sulit dan menyakitkan”.
“Namun, melindungi keamanan nasional kita harus selalu menjadi tugas utama pemerintah mana pun,” tambahnya.
Starmer kemudian mengumumkan bahwa Jenny Chapman, sekutu lamanya, akan menggantikan Dodds sebagai Menteri Pembangunan Internasional.
Pemangkasan Besar-besaran
Dodds mengungkapkan kekhawatirannya bahwa bantuan untuk rakyat Gaza, Ukraina, dan Sudan, serta dukungan terhadap program perubahan iklim dan vaksinasi, kini berisiko terabaikan.
“Tidak mungkin untuk mempertahankan prioritas ini mengingat besarnya pemotongan,” Dodds memperingatkan.
Dan dia mengatakan hal itu “kemungkinan besar akan menyebabkan Inggris menarik diri dari banyak negara Afrika,