DARITIMUR.ID – Tim penyelamat berhasil menyelamatkan lebih dari seratus lumba-lumba dari garis pantai Cape Cod, Amerika Serikat (AS) yang tercatat sebagai kejadian terbesar dalam sejarah AS terkait terdamparnya lumba-lumba.
Kejadian ini, yang dimulai pada 28 Juni 2024, melibatkan total 146 lumba-lumba, menurut Direktur Komunikasi IFAW, Stacey Hedman.
Sebelumnya, terdapat dua kejadian di Hawaii dan Florida Keys dengan spesies lumba-lumba yang terlihat di perairan dangkal, namun angka di Cape Cod ini adalah yang tertinggi dalam satu insiden terdampar.
Meskipun penyebab pasti lumba-lumba terdampar belum diketahui, tinjauan data dan citra udara menunjukkan total 146 lumba-lumba terlibat.
Dari jumlah tersebut, 102 lumba-lumba berhasil diselamatkan, sementara 37 lainnya mati secara alami dan tujuh lumba-lumba harus disuntik mati.
Tim penyelamat masih melanjutkan upaya mereka dalam skala yang lebih kecil, termasuk penyelamatan, relokasi, dan pelepasan sembilan lumba-lumba pada 2 Juli 2024.
Pada hari itu, 11 lumba-lumba ditemukan terdampar di dekat Powers Landing, Wellfleet, Massachusetts. Dua lumba-lumba disuntik mati, sementara sembilan lainnya diangkut menggunakan kendaraan klinik penyelamat khusus.
Dalam kasus ini, lumba-lumba dilepaskan di dekat Pantai Herring Cove di Provincetown, dan beberapa lumba-lumba dilacak menggunakan label satelit untuk memastikan mereka berenang aman di lepas pantai. Tim penyelamat menghadapi banyak tantangan, seperti kondisi lumpur yang sulit dan area terdampar yang luas.
Beberapa upaya penyelamatan dilakukan dengan menggiring lumba-lumba secara manual ke perairan yang lebih dalam dan menggunakan perahu kecil dengan pinger bawah air yang mengeluarkan suara untuk menarik perhatian lumba-lumba.
Namun, beberapa lumba-lumba mati di The Gut atau Great Island di Wellfleet, sebuah lokasi yang sering menjadi tempat terdampar karena bentuknya yang seperti kait dan fluktuasi pasang surut yang ekstrem.
“Respons terhadap terdamparnya hewan ini merupakan upaya luar biasa oleh staf, relawan, dan mitra kami,” kata Hedman. Dengan tingkat kelangsungan hidup sekitar 70%, kelompok ini menganggap misi ini berhasil.
Organisasi ini juga menerima laporan dari kapal pengamat paus yang melihat beberapa lumba-lumba yang diselamatkan kini berenang di antara kelompok ratusan lumba-lumba lainnya.
Lebih dari 25 staf IFAW dan 100 sukarelawan terlatih berpartisipasi dalam upaya penyelamatan ini, bersama dukungan dari Konservasi Paus dan Lumba-lumba, Pusat Studi Pesisir, AmeriCorps Cape Cod, dan Akuarium New England.
Upaya penyelamatan besar-besaran ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi dan teknologi dalam menyelamatkan satwa laut yang terancam. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, keberhasilan ini memberikan harapan dan pelajaran berharga bagi misi-misi penyelamatan berikutnya.
***