GLOBAL, DARITIMUR – Tujuh tahun setelah kebakaran melalap gedung pencakar langit di London yang menewaskan 72 orang, penyelidikan publik yang menyeluruh akan segera melaporkan hasil investigasi insiden itu.
Laporan itu akan membeberkan sejumlah penyimpangan dan kesalahan yang mengubah kebakaran kecil di dapur apartemen menjadi kebakaran paling mematikan di Inggris sejak Perang Dunia II.
Ketua penyelidikan Martin Moore-Bick, seorang pensiunan hakim, Rabu (4/9) akan menyampaikan temuannya dari hasil penyelidikan selama enam tahun yang meneliti bagaimana kelemahan bangunan, lemahnya penegakan standar keselamatan dan kesalahan oleh petugas tanggap darurat berkontribusi terhadap jumlah korban tewas yang mengejutkan dalam kebakaran gedung apartemen Grenfell Tower.
Laporan final itu mungkin bisa memberikan para penyintas beberapa jawaban yang sudah lama mereka cari, tetapi bukan tuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab. Tuntutan pidana ditangguhkan sampai penyelidikan selesai.
Sandra Ruiz, yang keponakannya, Jessica Urbano Ramirez (12 tahun), tewas dalam kebakaran tersebut, mengatakan bahwa “bagi saya, tidak ada keadilan tanpa orang-orang harus dipenjarakan.”
“Hidup kami hancur pada malam itu. Orang-orang harus bertanggung jawab,” katanya. “Orang-orang yang mengambil keputusan dengan mengutamakan keuntungan di atas keselamatan masyarakat harus berada di balik jeruji besi.”
Para kerabat dari korban tewas dan orang-orang yang langsung terdampak kebakaran di apartemen Grenfell Tower di London, berkumpul di depan kumpulan foto orang tercinta pada saat peluncuran laporan penyelidikan pada Rabu, 4 September 2024. (Foto: Frank Augstein/AP Photo)
Kebakaran terjadi pada dini hari 14 Juni 2017, di sebuah apartemen di lantai empat dan menyebar ke gedung 25 lantai itu seperti sumbu yang menyala, dipicu oleh panel pelapis yang mudah terbakar di dinding luar menara.
Tragedi itu mencekam seluruh negeri dan memunculkan pertanyaan tentang lemahnya peraturan keselamatan dan kegagalan lain yang dilakukan pejabat serta dunia usaha yang mengakibatkan begitu banyak korban jiwa.
Insiden itu juga mendorong pencarian jati diri mengenai kesenjangan di Inggris.