DARITIMUR.ID – Dalam hiruk-pikuk sejarah panjang bangsa Indonesia, ada kisah-kisah heroik yang tak pernah pudar oleh waktu, kisah tentang para pahlawan yang dengan gigih melawan penjajah demi merebut kembali tanah air tercinta.
Puisi berikut ini dikhususkan untuk memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang akan diperingati pada 17 Agustus 2024.
Karya sastra puisi ini adalah sebuah penghormatan kepada mereka yang telah berkorban, menorehkan tinta emas di kanvas sejarah dengan darah dan air mata, serta menyalakan lilin kemerdekaan yang terus menyala hingga generasi kini dan nanti.
Mari kita renungkan kembali perjuangan mereka melalui bait-bait yang penuh emosi dan semangat ini, dengan judul Bambu Runcing dan Tinta Emas.
Di bawah langit merah merekah,
Dengan semangat yang tak pernah patah,
Pahlawan kita berdiri tegak,
Menatap wajah penjajah yang berkerak.
Mereka adalah nyala api dalam gelap,
Menerangi jalan yang penuh dengan rintangan tajam,
Mereka adalah angin yang mengibaskan bendera,
Menggugurkan daun-daun ketakutan di dada.
Di setiap langkah mereka ada derita,
Namun juga ada asa yang tak pernah pudar,
Mereka adalah petir yang menggema di angkasa,
Membelah kebisuan malam yang panjang dan samar.
Di tanah yang gersang oleh penjajahan,
Pahlawan kita menanam benih kemerdekaan,
Dengan darah dan air mata mereka sirami,
Hingga tumbuh pohon kebebasan yang abadi.
Bambu runcing mereka berkilau bagai mentari,
Menembus lapisan baja angkara murka,
Langit dan bumi bersaksi dengan setia,
Atas keberanian yang melebihi segala kata.
Di hutan, di gunung, di setiap palung laut,
Semangat mereka mengalir, tiada lekang oleh waktu,
Mereka adalah mata air di padang tandus,
Memberi kehidupan bagi tanah yang haus.
Pahlawan kita tak pernah sendiri,
Rakyat menjadi nafas di setiap perjuangan,
Mereka adalah nyawa dari ribuan nyawa,
Menjadi ombak yang tak henti menghantam karang penindasan.
Dengan tekad sekeras baja,
Mereka rebut kembali hak atas tanah air tercinta,
Menorehkan sejarah di kanvas bangsa,
Dengan tinta emas yang tak akan pernah sirna.
Malam dan siang mereka jadikan satu,
Dalam perang yang tak mengenal waktu,
Mereka adalah lilin yang terus menyala,
Menerangi jalan bagi generasi setelahnya.
Kini kita merdeka, di bawah naungan bendera,
Tapi ingatlah selalu akan darah dan air mata,
Para pahlawan yang berjuang tanpa lelah,
Menggempur segala rintangan demi tanah air Indonesia.
***