GLOBAL, DARITIMUR – Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov menyatakan pada Minggu (1/9) bahwa Rusia akan merevisi kebijakan penggunaan senjata nuklirnya sebagai respons terhadap apa yang dinilainya sebagai eskalasi Barat dalam perang di Ukraina, menurut laporan media pemerintah.
Menurut kebijakan nuklir Moskow yang diatur dalam dekrit Presiden Vladimir Putin pada 2020, Rusia boleh menggunakan senjata nuklir hanya jika menghadapi serangan nuklir dari musuh atau serangan konvensional yang mengancam negara.
Sejumlah analis militer Rusia berhaluan keras mendesak Putin untuk menurunkan ambang batas penggunaan nuklir demi “menyadarkan” musuh-musuh Rusia di Barat.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menghadiri konferensi NPT di Beijing bersama anggota tetap DK PBB (China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS) pada 30 Januari 2019. (Foto: via AP)
Putin mengatakan pada Juni bahwa kebijakan nuklir adalah “instrumen hidup” yang dinamis, dan dapat berubah mengikuti peristiwa dunia. Pada Minggu, Ryabkov memberikan pernyataan paling jelas hingga saat ini, mengindikasikan bahwa perubahan memang akan terjadi.
“Kami sudah berada di tahap lanjutan dalam pekerjaan ini, dan ada niat yang jelas untuk melakukan perubahan,” ujar Ryabkov yang dikutip oleh kantor berita negara TASS.
Ia mengatakan keputusan itu “terkait dengan eskalasi musuh Barat kita” terkait konflik Ukraina.
Moskow menuding Barat memanfaatkan Ukraina sebagai proksi untuk menyerang Rusia agar kalah dan dapat memecah belah negara tersebut.
Amerika Serikat dan sekutunya membantah tuduhan tersebut, menyatakan mereka mendukung Ukraina untuk mempertahankan diri dari agresi Rusia yang dianggap bergaya kolonial.
Seorang pria memeriksa kerusakan di pusat perkantoran yang terkena serangan rudal di Kyiv pada 2 September 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Foto: AFP)
Garis Merah
Pada hari pertama invasi masif Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Putin menggarisbawahi bahwa siapa pun yang mencoba menghalangi atau mengancam Rusia akan menghadapi “konsekuensi yang belum pernah Anda hadapi dalam sejarah Anda.”
Sejak saat itu,