DARITIMUR.ID – Generasi milenial, yang juga dikenal sebagai generasi Y, merujuk pada individu yang lahir antara tahun 1981 dan 1996. Adapun Gen Z, merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012 yang kini berusia sekitar 8-23 tahun.
Mereka tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat, internet, dan media sosial. Meskipun generasi ini sering dipuji karena inovasi dan adaptabilitas mereka, ada juga sisi negatif dan menyebalkan yang sering menjadi sorotan.
Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Ketergantungan pada Teknologi
Salah satu kritik utama terhadap generasi milenial adalah ketergantungan mereka pada teknologi. Banyak dari mereka tidak bisa melepaskan diri dari ponsel, laptop, dan perangkat elektronik lainnya. Ini sering kali mengganggu interaksi sosial tatap muka dan membuat mereka terlihat tidak sopan atau tidak tertarik pada lingkungan sekitar.
Contoh Kasus:
Seorang milenial lebih memilih menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial daripada berinteraksi langsung dengan keluarga atau teman. Saat berkumpul, mereka lebih sering terlihat sibuk dengan ponsel daripada terlibat dalam percakapan yang bermakna.
2. Mentalitas Instan dan Kurang Sabar
Generasi milenial dikenal dengan keinginan mereka untuk mendapatkan segala sesuatu secara instan. Kebiasaan ini dipicu oleh kemudahan akses informasi dan layanan digital yang cepat. Akibatnya, mereka sering kali kurang sabar dan mudah frustasi ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin merasa sangat frustasi jika harus menunggu terlalu lama dalam antrian atau ketika internet mereka lambat. Mereka terbiasa mendapatkan jawaban instan dari Google dan layanan cepat dari berbagai aplikasi.
3. Kurangnya Keterampilan Hidup Dasar
Banyak milenial yang tidak memiliki keterampilan hidup dasar seperti memasak, memperbaiki peralatan rumah tangga, atau mengatur keuangan dengan baik. Mereka cenderung bergantung pada layanan yang bisa dibeli daripada melakukan sendiri.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin lebih memilih memesan makanan lewat aplikasi daripada memasak sendiri, bahkan untuk makanan yang sederhana. Mereka juga sering kali tidak tahu cara memperbaiki masalah kecil di rumah, seperti memperbaiki kran bocor.
4. Terlalu Fokus pada Diri Sendiri
Generasi milenial sering kali dituduh terlalu fokus pada diri sendiri dan kurang peduli terhadap orang lain. Mereka lebih memprioritaskan kebutuhan dan keinginan pribadi daripada mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain atau lingkungan sekitar.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin lebih memilih untuk menghabiskan uang untuk membeli gadget terbaru daripada menyisihkan sebagian untuk amal atau membantu sesama. Mereka juga sering kali lebih peduli dengan penampilan dan citra diri di media sosial daripada hubungan nyata dengan orang-orang di sekitarnya.
5. Kecenderungan Berpindah Kerja
Generasi milenial dikenal sering berpindah-pindah pekerjaan. Mereka jarang bertahan lama di satu perusahaan dan sering mencari peluang yang lebih baik. Hal ini membuat mereka terlihat tidak loyal dan tidak berkomitmen.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin hanya bertahan di satu pekerjaan selama beberapa bulan sebelum memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain dengan tawaran gaji yang lebih tinggi atau lingkungan kerja yang lebih menarik. Ini membuat perusahaan harus sering melakukan rekrutmen ulang dan menghabiskan biaya pelatihan yang tidak sedikit.
6. Keinginan Akan Pengakuan dan Validasi
Generasi milenial sering kali membutuhkan pengakuan dan validasi dari orang lain, terutama melalui media sosial. Mereka cenderung membagikan hampir semua aspek kehidupan mereka secara online untuk mendapatkan likes, komentar, dan pengikut.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin merasa tidak puas atau bahkan rendah diri jika foto atau postingan mereka di media sosial tidak mendapatkan banyak likes atau komentar. Mereka juga cenderung mengukur nilai diri mereka berdasarkan jumlah pengikut di media sosial.
7. Kecemasan dan Stres Tinggi
Meskipun generasi milenial terlihat santai dan adaptif, banyak dari mereka yang mengalami tingkat kecemasan dan stres yang tinggi. Tekanan untuk sukses, tampil sempurna di media sosial, dan tuntutan hidup yang tinggi sering kali membuat mereka merasa tertekan.
Contoh Kasus:
Seorang milenial mungkin mengalami stres berat karena tekanan dari pekerjaan, ekspektasi keluarga, dan kebutuhan untuk selalu tampil sempurna di media sosial. Mereka sering kali merasa cemas tentang masa depan dan kesulitan dalam menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Kesimpulannya, meskipun generasi milenial dan gen-Z memiliki banyak kelebihan dan kontribusi positif, tidak bisa dipungkiri bahwa ada sisi negatif dan menyebalkan yang melekat pada mereka.
Penting untuk memahami dan mengakui kedua sisi ini untuk menciptakan keseimbangan dan harmoni dalam masyarakat. Dengan kesadaran dan usaha bersama, diharapkan generasi ini dapat memperbaiki kekurangan mereka dan terus memberikan dampak positif bagi dunia.
***