DARITIMUR.ID -Jerman telah mengokohkan posisinya sebagai produsen kendaraan listrik terkemuka di Eropa.
Pada tahun 2023, produsen mobil Jerman berhasil memproduksi 1,27 juta mobil listrik, mencakup kendaraan listrik baterai dan hibrida plug-in.
Prestasi ini menjadikan Jerman sebagai negara kedua terbesar di dunia dalam produksi kendaraan listrik, hanya kalah dari Tiongkok.
Mayoritas kendaraan listrik yang diproduksi di Tiongkok dijual di pasar domestik.
Berbeda dengan itu, Jerman memiliki pendekatan ekspor yang kuat, dengan 76% produksi kendaraan listriknya diarahkan ke pasar internasional.
Hal ini menempatkan Jerman sebagai pemain kunci dalam industri kendaraan listrik global, menyuplai kendaraan listrik ke berbagai negara di seluruh dunia.
Di Eropa, dominasi Jerman terlihat jelas, dengan jumlah produksi kendaraan listrik yang melampaui gabungan produksi Spanyol dan Prancis yang berada di peringkat kedua dan ketiga.
Pemerintah Jerman telah menetapkan target ambisius untuk adopsi kendaraan listrik, yaitu mencapai 10 juta kendaraan listrik terdaftar pada tahun 2030.
Namun, pencapaian target ini tidaklah mudah. Pada akhir tahun 2023, pemerintah Jerman tiba-tiba menghentikan program subsidi kendaraan listrik karena keterbatasan anggaran.
Keputusan ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keterjangkauan kendaraan listrik bagi konsumen, yang berpotensi memperlambat laju adopsi kendaraan listrik di negara tersebut.
Program subsidi sebelumnya menawarkan insentif finansial hingga €6.750 bagi pembeli kendaraan listrik. Namun, skema ini telah digantikan dengan program baru yang lebih murah.
Di bawah skema baru, kendaraan listrik baterai (BEV) dengan harga bersih hingga €45.000 berhak menerima subsidi sebesar €4.500, sementara kendaraan dengan harga lebih tinggi tidak lagi mendapatkan subsidi.
Perubahan kebijakan ini dikritik oleh para pelaku industri, yang berpendapat bahwa langkah ini dapat mengurangi daya tarik kendaraan listrik bagi calon pembeli.
Produsen mobil Jerman menghadapi tantangan besar dalam pengembangan perangkat lunak dan kompleksitas rantai pasokan.
Tesla dan produsen mobil Tiongkok telah memimpin dalam bidang ini, sehingga produsen Jerman perlu mengejar ketertinggalannya.
Selain itu, ketergantungan pada perusahaan Amerika dan Asia Timur untuk baterai kendaraan listrik menimbulkan masalah ketergantungan dan menghambat kemampuan mereka untuk mengembangkan teknologi baterai sendiri.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Jerman tetap menjadi kekuatan besar dalam industri kendaraan listrik. Negara ini berinvestasi besar-besaran dalam kemampuan produksi baterai.
Volkswagen, misalnya, bermitra dengan perusahaan seperti Northvolt untuk mengamankan rantai pasokan baterai kendaraan listrik yang stabil. Upaya ini sangat penting bagi Jerman untuk mempertahankan posisi kepemimpinannya di pasar kendaraan listrik Eropa dan bersaing di tingkat global.
Dengan strategi ekspor yang kuat, target ambisius pemerintah, dan investasi besar dalam teknologi baterai, Jerman menunjukkan komitmennya untuk tetap berada di garis depan industri kendaraan listrik.
Meskipun menghadapi tantangan dalam hal kebijakan subsidi, pengembangan teknologi, dan rantai pasokan, Jerman terus berupaya untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam produksi kendaraan listrik.
Dukungan pemerintah dan inovasi dari produsen mobil Jerman akan menjadi kunci dalam mencapai target adopsi kendaraan listrik dan menjaga dominasi Jerman di pasar global.
***